Jumat, 04 Desember 2009

Lion Air bidik rute Asia Timur

Jumat, 04/12/2009

Lion Air bidik rute Asia Timur
Armada berbadan lebar akan ditambah

JAKARTA: Maskapai Lion Air membidik rute ke Korea dan China yang akan diterbangi paling cepat Juni tahun depan dengan mengoperasikan pesawat berbadan lebar.

Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines Edward Sirait mengatakan rencana itu merupakan bagian dari ekspansi penerbangan internasional ke negara-negara Timur Jauh. "Kami sedang pelajari ukuran pasar destinasi China dan Korea," katanya kemarin.

Menurut dia, sejumlah kota di negara Timur Jauh masuk dalam daftar rute yang akan diterbangi langsung oleh Lion Air, seperti Seoul, Korea Selatan, dan beberapa kota di China.

Maskapai swasta terbesar itu juga mempertimbangkan pemesanan pesawat berbadan lebar untuk mendukung ekspansi ke sejumlah negara di Timur Jauh. "Jenis pesawat bergantung pada pasarnya. Kami mempertimbangkan pesawat berkapasitas 300-an penumpang jika pesawat Boeing 747-400 yang sudah ada terlalu besar," ujarnya.

Lion Air telah mengoperasikan dua pesawat Boeing 747-400 untuk menerbangi rute Jakarta-Jeddah, Arab Saudi, dua kali per minggu mulai 7 November lalu. "Tingkat isian pesawat rute itu masih fluktuatif, baru akan meningkat pada Maret setelah prosesi haji selesai."

Edward mengatakan pihaknya belum menentukan jenis pesawat berbadan lebar yang akan dipesan karena kajian mengenai pembukaan rute baru ke Korea dan China belum tuntas.

Namun, dia tidak menolak ketika disebutkan pihaknya tertarik dengan pesawat Boeing 777-200ER dan Airbus A330-300. "Kami masih mempelajari pasarnya, saat ini belum sampai pada kesimpulan soal jenis pesawatnya," tegas Edward.

Pasar menjanjikan

Dia menilai penerbangan ke Timur Jauh masih menjanjikan karena pertumbuhan ekonomi di kawasan itu tetap tinggi meski krisis finansial melanda hampir semua negara.

Edward juga mengutarakan rencana menambah minimal satu pesawat berbadan lebar untuk mendukung operasional penerbangan rute Jakarta-Jeddah.

Rencananya, Lion Air akan menerbangi rute Jeddah tujuh kali per minggu dari saat ini hanya dua kali per minggu. Rencanya itu dimungkinkan karena izin rute (landing permit) dari Kerajaan Arab Saudi sebanyak ini tujuh kali per minggu.

Selain pebisnis, sasaran konsumen di rute ini termasuk umrah dan tenaga kerja Indonesia. "Memang kini cukup dengan dua pesawat tetapi lebih bagus ada tambahan satu pesawat lagi," katanya.

Dia mengungkapkan dua pesawat B747-400 untuk melayani rute Jakarta-Jeddah registrasi PK-LHF dan PK-LHG berkapasitas masing-masing 506 tempat duduk dengan komposisi 22 kelas bisnis dan 484 ekonomi.

Lion Air juga berencana membuka satu rute lagi ke negara di Timur Tengah, setelah penerbangan Jakarta-Jeddah berjalan sesuai dengan rencana. Rute baru itu diharapkan terwujud paling lambat dalam setahun ke depan.

"Pasar penerbangan di Timur Tengah sekurangnya hingga 7 tahun ke depan masih akan bergairah. Selain karena bisnis yang tumbuh, Timur Tengah juga merupakan hub [pengumpul/pusat penerbangan], jadi penumpang bisa dengan mudah melanjutkan perjalanan, misalnya ke Eropa," katanya belum lama ini.

Dia menuturkan Lion Air akan menambah armada pesawat untuk melayani rute baru tersebut.

"Pesawat jelas akan ditambah. Jumlahnya bergantung pada rute yang akan diterbangi, yang jelas belum bisa kami publikasikan. Nanti, kalau sudah ada pesawatnya akan kami umumkan rute itu," ungkapnya.

Edward menambahkan penerbangan rute Jakarta-Jeddah ditempuh selama 9 jam 30 menit dengan jadwal keberangkatan dari Jakarta pukul 07.30 (JT 110) dan tiba di Jeddah pukul 13.00 waktu setempat. (hendra.wibawa@bisnis.co.id)

Oleh Hendra Wibawa
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar